Bupati Askolani Bangga Panen IP100 Mencapai 8,3 Ton Perhektar
BANYUASIN – Bupati Banyuasin H Askolani melaksanakan tabur benih perdana padi IP 200 milik kelompok tani di Desa Purwosari Kecamatan Tanjung Lago, Selasa 14 Maret 2023.
Bupati Askolani menjelaskan, sebagai salah satu sektor unggulan di Kabupaten Banyuasin pertanian telah memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan daerah.
Terutama produksi pertanian padi yang menjadikan Kabupaten Banyuasin menjadi salah satu penyangga pangan utama di Provinsi Sumatera Selatan yang berada pada urutan ke 4 (empat) nasional dengan total produksi 887.256 ton pertahun.
Berkat capaian itu Kabupaten Banyuasin mendapatkan penghargaan tingkat nasional, dalam dua kategori sekaligus yakni kepala daerah dengan kinerja pemerintah terbaik pada komoditas padi dan pencapaian kepala daerah produksi padi tertinggi.
“Pemerintah Kabupaten Banyuasin akan selalu hadir ditengah petani untuk menuju petani bangkit, adil, dan sejahtera. Serta akan mencari solusi apa saja yang menjadi permasalahan petani pada saat ini agar kedepannya bisa meningkatkan lagi hasil pertanian,” katanya.
Dilanjutkan Bupati, pertanian di Desa Purwosari Kecamatan Tanjung Lago pada saat ini sangat maju sekali dalam satu tahun bisa menanam 3 kali dalam satu tahun.
IP 200 sudah ditanam untuk kedua kalinya pada saat tanam IP 100 kemarin hasil pertaniannya mencapai 8,3 ton perhektar.
Tentunya ini hasilnya sangat maksimal, petani di Kecamatan Tanjung Lago sudah sukses petani sudah ada hasilnya tetapi ada perlu kita bantu dari mulai irigasi dan masalah pupuk.
Diharapkan daerah daerah lainnya juga dapat mengikuti Desa Purwosari, sehingga hasil gabah padi semakin meningkat dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Agar peringkat Kabupaten Banyuasin menjadi peringkat 2, atau 3. “Kita doakan naik peringkat,” katanya.
Kemudian Askolani juga meminta kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) agar membantu, membimbing dan membina para petani terkait masalah permodalan.
“Bisa menjembati petani ke bank, untuk pinjam KUR. Jangan hanya urusan tanaman saja,” tuturnya.
Sehingga petani kedepannya tidak lagi terlilit tengkulak, tentunya dengan syarat syarat yang mudah serta bunga yang kecil.
Mengenai kelangkaan pupuk, Askolani menegaskan kalau pihaknya telah memberikan edukasi kepada masyarakat agar mulai beralih ke pupuk organik.
“Pupuk organik lebih baik daripada pupuk kimia, dulu nenek moyang kota pakai organik seperti kotoran sapi dan hasilnya subur tanamannya, ” tegasnya. (Dar)
Average Rating